Puasa
Mengempati Jiwa kita
Oleh
: Sukirno
Alkisah di sebuah desa
ada seseorang yang amat kikir bin pelit. Padahal dia kaya raya. Kekikirannya
sudah terkenal oleh seluruh warga dan yang paling dihapal oleh tetangga kanan
kiri adalah lambaian tangan daaaaaa…….jika ada pengemis yang meminta sedekah.
Berbagai macam alasan yang ia buat, tidak punya uang, ibunya tidak ada, makanan
sudah habis, dll.
Namun ada yang aneh
ketika memasuki bulan ramadhan. Ketika ada seorang pengemis yang meminta
sedekah orang kaya tersebut dengan ramah malah mengajak masuk. Lama pengemis
itu di rumah yang megah, para tetangga mengira-ira apa yang akan di bawa
pengemis itu. Dan merekapun memaklumi bahwa bulan puasa adalah bulan amal
kebaikan sehingga orang kaya tersebut juga ingin mendapat pahala yang banyak.
Dan ketika pengemis itu
keluar rumah, Dia dicegat dan ditanya.
“ Bang kok lama amat,
dikasih apa sih?”
Eh pengemis itu malah
marah-marah sambil bersungut.
“ Di kasih apa! Cuma
ditanya kiat menahan lapar kok!”
Para tetangga tersenyum kecut.
Merasakan penderitaan
orang lain adalah Empati, persis apa yang dialami orang kaya tersebut ketika
memasuki bulan ramadhan. Rasa lapar! Yang biasa dialami oleh orang miskin.
Sayang, Empati yang dia bawa bukan ke arah kebaikan justru menyakitkan bahkan
menjengkelkan.
Tidak
seperti kejadian di Boston (AS). Seorang seorang pemuda sudah siap untuk menodong
seorang kakek yang berjalan di lorong yang sepi, pisau lipat sudah di
keluarkan, tinggal mengancam dan menempelkan pisau di pinggang kakek. Tiba-tiba
terlintas di pikirannya andai yang ia todong adalah dirinya sendiri ketika
sudah tua, apa yang akan ia lakukan. Pasti menangis, sedih, meratapi kejadian
bahkan mungkin meraung-meraung menangis seperti anak kecil di tanah. Akhirnya
dia sadar bahkan akhirnya masuk islam.Ia mendapat hidayah. Jadi jangan heran di
sana ada masjid bernama GANGSTER MOSQUE
“ Sebuah masjid tempat beribadah kumpulan para bandit, penjahat yang sadar
dan mendalami islam.
Dalam
ilmu sufi, ikut merasakan dan menghadirkan penderitaan orang lain disebut khuduri dalam bahasa keren Making Present. Berbicara
sulfi maka kita pasti ingat dengan Rabiah Addawiyah. Tokoh Sufi yang membutakan
dirinya karena cintanya kepada Alloh. Doanya sangat bagus dan amat puitis dan
ini adalah salah satunya.
“
Ya Alloh, jika aku beribadah kepadaMu hanya untuk menghindari NerakaMu, maka jerumuskanlah
aku sedalam-dalamNYA. Dan jika aku beribadah kepadaMu, hanya untuk mengharap
SurgaMu maka jauhkanlah aku Sejauh-jauhNYA. Namun jika aku beribadah kepadaMu
hanya karena Cintaku kepadaMu maka janganlah Engkau tolak kedatanganku.”
Namun bagaimanapun
Rasullulohlah yang pertama
menerapkan ilmu khuduri. Ketika seorang pemuda mendekati Rosul dan meminta ijin
untuk berzinah maka di rangkullah pemuda tersebut, biarpun Umar bin Khatab
sudah marah-marah dan menghunuskan
pedangnya. Di tanyalah pemuda tersebut.
“
Baiklah, tapi bagaimana jika yang di zinahi itu adik perempuanmu?”
“
aku akan pancung pemuda yamg menzinahi!”. Jawab pemuda tersebut.
“
jika menimpa bibimu?”
“Akan
aku bakar hidup-hidup!”
“
jika menimpa kakak perempuanmu?”
“Akan
aku kubur hidup-hidup!”
Semua kerabat perempuan di sebutkan satu
persatu oleh Rosul dan jawabannya pemuda itu penuh kemarahan, dan
bermacam-macam dipancung, dikubur, di bakar, dan di bunuh.
“Sama,
orang lain pun tidak ingi adiknya, ibunya, bibinya, kakaknya di zinaih oleh
kamu!”jawab Rosululloh.
Kemudian hal yang paling di benci oleh
pemuda tersebut adalah berzinah.
“Marhaban Ya Ramadhan. Selamat Berpuasa
semoga ketika kita merasa lapar selama sebulan kita menjadi ingat yang
kelaparan setiap hari sehingga kita semakin meningkatkan amal sodaqoh di
sekitar kita. Aamiiin.
Sukirno
Guru
SDN 2 Sirau
UPTD
Karangmoncol Kab: Purbalingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar