Puasa
Mengempati Jiwa kita
Oleh
: Sukirno
Alkisah di sebuah desa
ada seseorang yang amat kikir bin pelit. Padahal dia kaya raya. Kekikirannya
sudah terkenal oleh seluruh warga dan yang paling dihapal oleh tetangga kanan
kiri adalah lambaian tangan daaaaaa…….jika ada pengemis yang meminta sedekah.
Berbagai macam alasan yang ia buat, tidak punya uang, ibunya tidak ada, makanan
sudah habis, dll.
Namun ada yang aneh
ketika memasuki bulan ramadhan. Ketika ada seorang pengemis yang meminta
sedekah orang kaya tersebut dengan ramah malah mengajak masuk. Lama pengemis
itu di rumah yang megah, para tetangga mengira-ira apa yang akan di bawa
pengemis itu. Dan merekapun memaklumi bahwa bulan puasa adalah bulan amal
kebaikan sehingga orang kaya tersebut juga ingin mendapat pahala yang banyak.
Dan ketika pengemis itu
keluar rumah, Dia dicegat dan ditanya.
“ Bang kok lama amat,
dikasih apa sih?”
Eh pengemis itu malah
marah-marah sambil bersungut.
“ Di kasih apa! Cuma
ditanya kiat menahan lapar kok!”
Para tetangga tersenyum kecut.
Merasakan penderitaan
orang lain adalah Empati, persis apa yang dialami orang kaya tersebut ketika
memasuki bulan ramadhan. Rasa lapar! Yang biasa dialami oleh orang miskin.
Sayang, Empati yang dia bawa bukan ke arah kebaikan justru menyakitkan bahkan
menjengkelkan.